![]() |
| Luweng Sampang by IG | Yogo_susilo |
Beberapa waktu terakhir banyak tempat-tempat wisata baru yang bermunculan di seluruh bagian Yogyakarta. Tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul yang menjadi salah satu surga wisata di Yogyakarta.
Nah, kali ini sorotjogja coba membawa pembaca ke ujung utara Kabupaten Gunungkidul yang berslogan Handayani ini. Tepatnya di Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari. Di desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini terdapat tempat wisata menarik yang diberi nama Luweng Sampang.
Ada dua jalur menuju tempat ini dari Kota Jogja. Bisa melewati Piyungan menuju Kecamatan Pathuk dengan menyusuri Jalan Wonosari. Setelah sampai di simpang Polsek Pathuk menuju arah Gedangsari. Namun jalur ini memutar dan membutuhkan waktu lebih lama.
Jalur tercepat justru bisa kita telusuri lewat Prambanan menyusuri Jalan Solo. Melewati simpang Prambanan perbatasan provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah anda masih harus menuju ke barat sejauh kira-kira 2,5 kilometer. Carilah penunjuk jalan menuju Kecamatan Gantiwarno ke arah selatan dari Jalan Solo untuk selanjutnya menyusuri Jalan Sumopuro. Setelah sampai di Kecamatan Gantiwarno anda selanjutnya menuju Desa Jogoprayan.
Jika anda berkendara dari Kota Jogja, Luweng Sampang terletak di sebelah kiri jalan tepat di tengah sungai. Jarak Luweng Sampang dari Kota Jogja sekitar 31 kilometer jika melewati rute kedua. Walaupun melewati Kabupaten Klaten, namun Luweng Sampang ini terletak di Dusun Karangasem, Desa Sampang, Gedangsari, Gunungkidul.
Luweng Sampang merupakan sebuah air terjun yang memiliki bentuk dan ornamen unik hasil pengikisan air sungai yang terlihat jelas melukis badan sungai yang berupa batu. Air terjun kecil tampak dari celah yang membelah batu sehingga membentuk gua atau luweng. Hal tersebut yang menyebabkan air terjun ini disebut Luweng Sampang.
![]() |
| Luweng Sampang by IG | nurhalida |
Sayangnya di musim kemarau ini debit air yang mengaliri Luweng Sampang sangat minim. Bahkan jika ingin menikmati air terjunnya, kita harus meminta izin kepada Bapak Legiman (88) selaku penjaga Luweng Sampang.
“Ya aliran sungai saya tutup dengan tanah dan kalau ada pengunjung baru saya buka. Supaya pengunjung bisa menikmati gemericiknya. Kalau sedang penuh, airnya berwarna hijau dan memenuhi sungai serta pengunjung bisa mandi,” jelas Legiman, Minggu (13/9/2015).
Jika air sedang mengering di musim kemarau seperti sekarang pengunjung bisa menuruni tangga menuju dasar sungai. Pengunjung yang datang pun hanya dikenai biaya sukarela dan bisa berfoto sepuasnya di objek wisata yang terkenal sebagai Grand Canyon-nya Gunungkidul di media sosial.

